user chat

Sabtu, 11 Februari 2012

dari pohon, daun. sampe ke anginnya.

mungkin ini udah lama, ya harusnya udah lama, tapi dikenyataannya, teori pohon-daun-angin ini masih berlangsung, gatau sampe kapan.

aku bingung ngejelasin teori daun ini, soalnya teori ini begitu rumitnya, membelit-belit soalnya punya banyak makna.

temen-temen yang kebetulan ikut denger dan ikut mikir punya kesimpulan masing-masing tentang ini,
kata citta
''the leaf were not leave the tree. even the wind try to take the leaf from the tree. and now its like i'm the leaf and the tree was you. and if the bad wind try to take me from you believe me i'll never follow the wind. so promise me too, you'll always be here with me forever''
yang lengkapnya ada di sini nih

beda lagi sama dhanika, dia gabisa nyimpulin isi dari teori itu, karena dia sendiri masih mengalami dan belom bisa nyimpulin semuanya, karena dia baru menjalankan fase bukan melewatkan fase.
jadi aku memutuskan buat ngopy aja ceritanya dhan ini, hehe

Pembicaraan iseng yang ngebuat aku mikir sampe berhari-hari ini terjadi waktu pulang sekolah, di kantin bareng cet, aleya, asrek, itsna.
“Aku benci angin”-cet
“Kenapa emang? Enak kan jadi gak sumuk”-dhan
“Tapi angin bisa menggugurkan daun dari sebuah pohon”-cet
“Maksutnya?”-dhan
“Liat aja tuh banyak kan daun yang gugur gara-gara angin?”-cet
Setelah cet bilang kayak gitu, otakku ini mulai berpikir terlalu jauh.
“Oh jadi pohonnya kita gitu? Terus daunnya ‘anu’?”-dhan
“Benar sekali”-cet
Ternyata bener.
Maka dari itu cet benci sama angin.
Sebenernya apasih salah angin?
Angin kan cuma lewat gitu aja, dan nggak ninggalin bekas apapun.
Mungkin kalo aku jadi cet aku bakal benci sama daun.
Kenapa daun harus ninggalin pohon, cuma gara-gara angin yang lewat?
Kenapa daun nggak coba bertahan di ranting pohon itu?
Kenapa daun itu harus lepas dari pohon itu sebelum waktunya?
“Tapi beda lagi sama daun yang uda kuning”-aleya
“Daun yang kuning bakal lepas dengan sendirinya, tanpa bantuan atau godaan angin, karena daun yang kuning tau kapan dia harus pergi dari pohon itu”-aleya
“Bukannya nanti bakal ada daun yang bakal tumbuh lagi di pohon itu?”-asrek
“Iya kalo pohon itu mau numbuhin daun lain, kalo nggak? Pohon itu bakal kering terus sendirian menghadapi hujan badai...menyedihkan” dengan aksen selebay-lebaynya.
“Yang jelas, pohon itu nggak bisa berpindah.”-cet
Kalimat itu menusuk sekali.
“Iya bener, nggak kayak daun yang bisa lepas, pergi, dan hilang dari pohonnya kapanpun dia mau”
Semua teori pohon, daun, dan angin itu otomatis merubah cara pikirku.
“Jadi...nggak ada salahnya kan kita ngebenci angin?”-cet
“Aku gak tau”-dhan
Setelah pembicaraan itu selesai, di perjalanan menuju ssc, semuanya muncul kembali.
Ternyata
Daun di pohonku lepas sebelum waktunya,
Dan pohon itu masih mengharapkan daun yang dulu untuk tumbuh lagi.

lengkapnya ada di sini nih

teori pohon-daun-angin ini asik banget. soalnya cocok sama perasaan >:D<
yang di sana lagi ngalamin teori ini ga? hehe ☺

3 komentar:

  1. hahahaha
    asli keren juga nih postnya ..
    hmm.. jadi mau ikuutan bikin ..
    boleh gak ane ikut teori daun dan angin mbak di blog ane..?
    hha

    BalasHapus
  2. aleyaaaaa ada yg baru niiih *nada temennya afika* apadeeh-_-

    Who should be blamed when a leaf fell from a tree? Is it the wind that blew it away? or the tree that let it go? or is it leaf that got tired of holding on?

    BalasHapus

put comments here!☺♥